Wednesday, December 5, 2007

Malingkah Saya ?

Tulisan ini sama sekali tak bermaksud menyindir, menyinggung apalagi menuduh siapapun dan pihak manapun. Namun kalo anda merasa marah, jengkel ataupun tersinggung karena tulisan ini, saya sarankan anda beristighfar karena bisa saja apa yang anda alami itu sama dengan yang saya rasakan.....

Maling, palukka, rampok, paccoro, tallolang, dan sederetan nama lainnya mungkin saja mempunyai makna yang sama. Maknanya kira-kira seseorang yang mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Dalam bahasanya david beckham dikenal kata thief yang menurut concise oxford english dictionary (eleventh edition) adalah : a person who steals another person's property, especially by stealth and without using force or threat of violence. Namun arti dari negara beckham ini kurang tepat karea bisa saja yang di-steals itu bukan milik perorangan.
Setiap hari, anak, cucu, kakek, nenek, paman, bibi dan lain-lain sebagainya, disuguhi dengan berita yang kita lihat di tv, dengar di radio, baca di koran dan yang lagi ngetrend ngunduh di internet tentang nama-nama di awal tulisan ini. Kasusnya sangat variatif, mulai dari kasus jemuran, sandal di masjid (untung di gereja sandal ndak diparkir, kalo iya, ndak ada yang bisa menjamin bakal aman), waktu kerja, ATK di kantor, kayu di hutan, aspal, semen, besi beton, pasir dan lain sebagainya yang terlalu panjang apabila dituliskan satu persatu.
Syahdan ....... di negeri antah berantah berdirilah sebuah institusi yang katanya juga mengalami hal demikian alias kecurian. Barang yang diambil sebenarnya tidaklah terlalu mahal untuk ukuran kantong orang berduit, namun menjadi sangat istimewa karena barang itu disimpan di tempat yang menurut kebanyakan orang adalah tempat aman. Dalam sebuah ruangan terkunci !. Keistimewaan berikutnya adalah tidak ditemukannya kerusakan pada pintu maupun jendela ruangan itu, sementara lokasi di mana ruangan itu berada dijaga 24 jam sehari, 7 hari seminggu oleh centeng. Yang menyayat hati karena barang itu diperuntukkan untuk mendidik putra-putri bangsa agar lebih cerdas dan bisa membiayai hidupnya sendiri, yang mengagumkan barang itu tidak dapat diangkat hanya oleh seorang, kekaguman berikutnya adalah barang itu tidak dapat diangkut dengan sepeda, sepeda motor, apalagi becak ! yang menggemaskan barang segede itu keluar dari tempatnya tanpa ada yang mengetahui (kecuali malingnya, tentu saja).
Publik terhenyak ! antara percaya atau tidak, tapi terjadi, persis adegan-adegan sinetron yang banyak ditayangkan oleh stasiun tv swasta nasional. Siapa yang harus dituduh mengambilnya ? sementara manusia yang hidup di dalam institusi itu adalah manusia-manusia yang katanya beragama dan beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya Yesus Kristus atau Sang Hyiang Widhi. Manusia yang bekerja di institusi itu adalah manusia yang memberi makan kepada dirinya, anak dan istrinya, mertua, ipar, saudara, sepupu, paman, bibi, keponakan dan lain sebagainya dengan menggunakan uang yang dia dapat dari institusi itu. Sampai saat ini belum ada titik terang, kemana barang itu ‘berpindah’. Semoga tim pencari fakta dapat membuat kesimpulan akhir tentang kisah ini. namun di republik mimpi, seringkali kesimpulan yang dibuat adalah, : “barang itu menguap, tidak mungkin melted karena pasti ada bekasnya”.
Kejadian di negeri antah berantah ini mengusik kalbu saya yang paling dalam, sukma penuh dengan tanya, tanya yang kadang membuat merinding bila mengingat jawaban yang timbul dari nurani sendiri. Pertanyaannya kadang sangat sederhana, seperti berapa banyak jam kantor yang telah saya gunakan diluar kepentingan kantor ?, berapa banyak kertas yang tidak saya digunakan sebagaimana mestinya ? berapa banyak ATK lainnya yang saya gunakan bukan untuk kepentingan kantor ? Pernahkah saya menerima uang yang tidak seharusnya saya terima ? Pernahkah saya mengambil alat dan bahan milik kantor ? tenaga yang saya peroleh dari karbohidratnya nasi jatah makan di kantor saya gunakan untuk apa ? apakah saya sering menelephone keluarga, teman, rekan bisnis dengan menggunakan telephone kantor dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan saya di kantor ? pernahkah saya menyuruh orang lain untuk mengerjakan sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan ? pernahkan saya meminta sesuatu kepada orang lain yang tidak ada kaitannya dengan tugas kantor ?. Berpuluh-puluh pertanyaan menggelayut erat di sanubari ini. Dan demi Allah dan Rasul-Nya, pertanyaan itu langsung terjawab oleh kulub saya, jawaban yang tidak dapat diragukan kebenarannya !
“Allah mengilhami sukma kebajikan dan keburukan, beruntunglah bagi yang mensucikannya, merugilah bagi yang mengotorinya” Ketahuilah Sang Maha Tahu sangat dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat nadi yang ada di leher kita ! (IT Room, 6 Desember 2007)

Tuesday, December 4, 2007

Biasa

tatkala seseorang tercipta pada dasarnya dia tercipta dari hal yang biasa, sperma dan ovum, dua hal yang sangat biasa bagi Sang Pencipta.namun menjadi sangat luar biasa ketika satu sel sperma (dari sekian juta sel yang lepas bersamaan pada saat seorang suami mengalami orgasme) berhasil menembus ovum. ia menjadi luar biasa karena berhasil mengalahkan sekian banyak saingannya, saingan yang mempunyai kualifikasi relatif sama (bahkan mungkin ada yang lebih unggul namun kurang beruntung).
kita terlahir dari hal yang biasa, sehingga di kehidupan kita yang yang biasa ini tidak dibutuhkan suatu sikap yang luar biasa dalam melihat dan menjalani kehidupan.
kita tidak perlu pongah karena kita hanya berasal dari setitik air yang kebetulan namanya sperma (bayangkan bila namanya adalah comberan). kita tidak perlu merasa jumawa karena kita dibuahi di sebuah tempat yang bernama ovum (bayangkan bila namanya adalah oven).
namun kita juga tidak perlu merasa terlalu biasa karena kita pada dasarnya 'sesuatu' yang unggul, sesuatu yang beruntung mengalahkan sekian juta pesaing untuk menambah beban tanah tempat kita berpijak.
'Allah mengilhami sukma kebajikan dan kefasyikan, beruntunglah bagi yang mensucikannya, merugilah bagi yang mengototrinya'.
Wassalam